Umar bin Khattab menepuk kepala ketika melihat penampilan Fatimah sambil berkata: “Betapa nelangsa putri Muhammad SAW. Para putri kaisar dan raja mengenakan sutra-sutra halus sementara Fathimah anak perempuan utusan Allah puas dengan selimut bulu dengan 12 jahitan dan dedaunan kurma.”
Kemudian Fatimah berkata: “Ya Rasulullah, tahukah bahwa Umar terheran-heran dengan pakaianku? Demi Dzat yang mengutusmu dengan kemuliaan, aku dan Ali (Ali bin Abi Thalib, suaminya) selama lima tahun tak pernah menggunakan kasur kecuali kulit kambing.”
Setelah mendengarkan ucapan dari Fatimah Az Zahra, Rasulullah SAW kemudian berkata kepada Umar: “Wahai Umar, tinggalkan putriku. Mungkin Fathimah sedang menjadi kuda pacu yang unggul (al-khailus sabiq),” katanya kepada sahabatnya.
Maksud dari kata kuda pacu tersebut sebenarnya merujuk pada pengertian mengenai keutamaan sikap Fatimah yang mengungguli seluruh putri-putri raja lainnya. “Tebusanmu (wahai Ayah) adalah diriku,” sahut Fatimah.
Sebenarnya, dengan kedudukan dan kharisama luar biasa dari ayahnya, Fatimah bisa memperoleh apa saja yang dia inginkan. Akan tetapi, ia telah mewarisi kepribadian Rasulullah SAW yang bersahaja.